Sabtu, 26 April 2014

Gumaman dalam hati seorang dalam ruang

Bawa aku pergi!

Bawa aku pergi!

Kemana pun aku bisa berlari.

Kemana pun aku bisa berteriak.

Meneriaki mereka yang tak mendengar.

Kemana pun aku bisa memaki.

Memaki diri sendiri.

Kemana pun aku bisa menangis.

Menangisi kebebasanku,
Yang baru saja kudapati.

Jumat, 18 April 2014

Kekuatan hati

Di saat-saat seperti ini, saat dimana tempat saya berdiri berubah menjadi api. Membakar amarah dan meninggalkan luka tak terlihat yang tak pernah dapat terobati. Saya mendamba berlari. Dengan sigap otak saya mencari, namun pencarian lokasi tak berhasil. Tak ada lagi tempat ideal untuk bersembunyi. Tak lagi ada tempat yang tepat untuk berbagi.

Satu tempat untuk mengadu, altar suci. Tempat untuk tak hanya bersembunyi atau berbagi tetapi untuk mendengarkan dan menghadapi. Lalu apa yang kucari? Apa yang kutakuti?

Kekuatan itu tersimpan dalam hati dan akan terus bertambah besar jika kita mau lebih banyak memberi.

Kamis, 17 April 2014

Malam mingguan bertiga :)

Malem minggu lalu (12/4) kita di rumah cuma bertiga (aku, ayah, ibu), adek sama om tante lagi di apotik. Tiba-tiba ayah nyletuk ngajak keluar. Aku sama ibu sih ayo-ayo aja, paling cuma keluar makan aja. Tapi ternyata dugaan kita salah! Well, kita emang makan sih tapi siapa yang nyangka kalo bakalan makan di menteng. Kelar makan kita bingung mau kemana trus akhirnya ibu ngajak ke taman suropati. I was shocked! Udah lama tau sih kalo taman ini banyak dijadiin tempat nongkrong dan latian anak-anak muda atau komunitas-komunitas, tapi malem itu rame banget! Sampe-sampe udah ga ada celah buat parkir bahkan beberapa mobil dihimpit sama motor-motor yang 'terpaksa' diselipin di sisi depan atau belakang mobil. Yang aneh adalah there was no electricity! Lampu taman, lampu lalu lintas, lampu jalan mati. Bisa dibilang gelap banget deh apalagi di bagian tengah taman. Nampaknya warga metropolitan butuh lebih banyak taman buat mewadahi kebutuhan dan kreativitas anak muda ya! Karena ga bisa parkir dan gelap jadilah kita pindah lagi, padahal pengen banget bergabung di tengah-tengah crowdnya dan cari tau apa aja sih yang sebenernya lagi mereka lakukan, ehehe.
Masalah parkir lagi-lagi bikin kita ga jadi berhenti di tujuan berikutnya. Guess what is it? It's Monumen Nasional. Hahaha... Pasti bingung kan nih anak ibu bapak mau ngapain sih? Jawabannya simpel, cuma mau nongkrong aja. Kongkow, nemenin (gangguin) bapak ibu pacaran lagi. Ahaha. Hiks, sendirian. Haha skip, jangan dibahas. Setelah muterin monas dua kali dan kita belom pengen pulang karena baru jam 9 kata bapak (baruuu, coba kalo aku pergi sendiri pasti bakalan berubah jadi udah dengan penekanan). Tiba-tiba keingetan keinginan yang sudah lama terpendam seperti gas di dalam yang menanti dikeluarkan yaitu ke TIM, yes, Taman Ismail Marzuki. Udah sejak dari jaman smp kali pengen banget kesini ga pernah kesampean. Yeeeeeeeiiiiy! Wuhuuu.... akhirnya.. akhirnyaaaa....
Pas sampe di parkiran ternyata ibu keram perut trus aku turun beliin minum. Setelah ngasihin minum ke ibu aku langsung ngeloyor pergi nyari sesuatu yang seruu. Haha, anak macam apa yang tau ibunya keram perut malah ditinggal pergi! Gue yakin kok ibu tangguh dan bisa mengatasinya apalagi ada bokap hahahalibi. Dan kengeloyoran (opo?) itu membawa gue pada spot yang eye catching banget buat gue. Yep, toko buku yang femes banget itu! Toko buku yang ada di film ada apa dengan cinta tempat rangga beli buku "Aku". Btw, stok buku itu masih tetep ada disana haha. Pas masuk langsung takjuuuuuub gitu. Berasa kayak lagi nemuin harta karun ahaha maafkan kenorakan ini. Bau bukunyaaaa..... hmmm... berasa enak banget di hidung. Suka! Ada disana bikin gue berasa kaya, sama kayak lagi di pasar. Yep, 3 tempat yg bisa bikin mood happy gue melonjak adalah toko buku, pasar dan alam. Pokoknya kalo di tempat itu bete, kesel, sedih bisa ilang dan gue akan berubah jadi orang gila yang sibuk senyum-senyum sendiri.
Di sana gue senyum-senyum sendiri trus akting sok nerd gitu. Sok nyari-nyari buku, nelusurin semua rak yang ada, ngebolak-balik buku yang sekiranya seru. Sejujurnya sih bukunya lawaaaas banget. Ada berbagai macem jenis buku tapi yang bisa menarik hati gue ga banyak. Sebagian besar buku kuliah, novel atau buku-buku sastra gitu. Corner yang paling bikin gue suka adalah setumpuk buku tentang seni, budaya, dan sumberdaya yang dimiliki Indonesia. Hwahhh. Rasanya mau bawa pulang buku-buku hard cover itu semua. Tapi akhirnya gue cuma bisa bawa pulang satu buku, itu juga dibayarin nyokap. Mwah ibuk!
Eh iya, di depan toko buku ini ada meja kursi yang yahhh udah cukup usang tapi masih bisa digunakan buat duduk-duduk sambil baca. Gue ga tau sih boleh baca gratis apa engga tapi pas kmrn gue kesana ada mba dan mas yg lagi asik baca buku disitu sambil minum minuman kaleng. Suasananya asik buat baca, pas ditemenin sama alunan lagu dari band yang manggung di depan XXI juga sih. Seru! Harus balik lagi buat sekedar nongkrong, nonton film, nonton teater atau mungkin main ke planetariumnya. Hehe.


bahagia banget ya muka gue.. 


tumpukan-tumbukan buku dengan bau khasnya... hmmm,,,,

buku yang berhasil gue bawa pulang

Sabtu, 12 April 2014

Conversation about you

Lucu, pembicaran tentang kamu justru banyak terjadi setelah kamu lama pergi.
Yap, maaf, orangtuaku sering membicarakan kamu akhir-akhir ini. Membahas sesuatu yang telah lama lalu. Mengungkit kembali kenangan dan luka. Rasanya lebih perih dari luka itu sendiri.
Seandainya pembicaraan ini ada, dahulu. Andai saja keterbukaan dan kepercayaan ini ada, kala itu. Kurasa kau takkan seluka ini. Kita tak kan seluka ini. Ah, atau mungkinkah akan lebih menyakitkan? Bagaimana menurutmu?
Apapun, rasanya takkan sanggup mengembalikan kamu, tak bisa menyatukan kita. Hanya anugerah dan kuasa Tuhan saja yang dapat melakukannya. Keyakinanku.
Apapun yang terjadi kelak, aku mensyukuri kehadiranmu. Terima kasih. Maaf tak dapat menunjukkannya dalam perbuatanku.

Silly to Weird.

Kamis, 10 April 2014

Cliche

Terkadang aku begitu yakin bahwa aku berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik
Aku yakin suatu hari nanti aku akan mendapatkan pasangan yang lebih baik seperti apa yang Yesus sabdakan

Namun kemudian aku begitu takut, aku takut mencinta lagi.
Aku merasa tak siap menyambut cinta baru sebab cinta yang lalu setelahmu tak pernah berhasil.
Dan aku terlalu lelah bermain.

Aku mendamba sesuatu yang serius, sungguh-sungguh dari hati berdasarkan pada Sabda Tuhan.
Klise, tapi itu benar. Aku ingin cinta baru yang kelak kan kusambut adalah cinta yang berasal dari Tuhan dan dipersembahkan untuk Tuhan.
Cinta yang dapat kupertahankan untuk selamanya dalam nama Tuhan.

Kamis, 03 April 2014

Kamu datang

Semalam kamu datang menemuiku
Kamu bilang semua ini bagian dari rencanamu
Kamu bilang kamu sengaja melakukan semua ini
Kamu bilang kamu berpura-pura
Berpura-pura tidak perduli, berpura-pura tak mau melihat dan mendengar aku
Kamu datang untuk menghentikan kepura-puraan itu
Kamu datang menjemput aku kembali
Kamu datang untuk mempersilahkan lagi aku untuk memasuki kehidupanmu

Gemetar hati dan jiwaku
Aku bahagia
Aku terharu
Aku tak percaya ini benar terjadi
Aku tak percaya kau melakukan semua ini
Aku tak percaya ini terjadi

Aku bahagia kembali melihat senyum diwajahmu
Aku bahagia dapat berbagi lagi denganmu
Ingin rasanya menjadi mempelaimu, berjanji setia dalam suka dan duka hingga maut memisahkan

Aku bahagia, hingga detik berikutnya aku bertanya: 'bermimpikah aku?'
Lalu keraguan datang menyeruak: 'mana mungkin mimpi dapat terasa senyata itu?'
Dan kudapati tubuhku terbaring diatas kasur.
Keringat dingin mengucur deras membasahi tubuh
Kucoba menahan air mata yang hendak meluap.

Aku,
Bermimpi.

Selasa, 01 April 2014

Perasaaaaaaaaaaan.......

Lagi capek berurusan sama perasaan.
Gak berminat untuk deket maupun dideketin sama cowok dulu.
Belom berniat untuk mencari atau menemukan satu yang serius.

Udah capek dibilang main-mainin perasaan orang padahal ga sedang bermain-main dengan perasaan dan murni cuma pengen berteman untuk bermain. Paham kan maksudnya?

Aku cewe, lebih suka main sama cowo sejak kecil. Main sama cowo buat aku sesuatu yang sangat menyenangkan. Bagiku, aku lebih bebas berekspresi bersama mereka. Mereka lebih easy going, ga rewel dan lebih seru dijadiin patner in crime. Itu aja. Adakah yang salah dengan itu?

Toh aku punya temen cewe, meski ga banyak. Aku sangat pilih-pilih dan hati-hati menentukan temen cewe. Jarang yang sanggup menghadapi polah gue, dan jarang yang sepikir atau paling engga bisa dijadiin patner yang compatible. Adakah yang salah dengan itu?

well, basically temen cowo ga rempong ngurusin omongan dan polah lo. Mereka ga akan masukin hati hal-hal serius sampe sepele yang lo jadiin bahan becandaan. Bener ga sih pemikiran gue satu ini?

Udah bosen banget sama kalimat "Ga ada cewe dan cowo yang bener-bener cuma bertemen". Emang kenapa gitu? Ga boleh banget kalo cuma temenan aja? Ga bisa gitu ga melibatkan perasaan yang lebih dalam dari sekedar temen? Kenapa beberapa dari sekian banyak yang gue anggep cuma temen berakhir dengan memiliki perasaan yang lebih dari temen? Parahnya, gue bener-bener ga berniat menjadikan salah satu dari siapapun mereka sebagai pacar atau lets say pasangan.

Gue lagi ga pengen punya pacar atau lebih jelasnya lagi ga pengen berurusan dengan perasaan dehhh... belom siap, ntar aja sekalian buat yang serius sekalian.

The point is my life completely a mess since there is no longer "us".