Selasa, 28 April 2015

Mana terlebih dahulu?

Memenuhi maumu atau memenuhi kebutuhan aku?

Memilih salah satu diantaranya adalah satu dari sekian hal sulit yang harus aku lakukan.
Sebab aku ingin selalu ada untukmu, menjadi yang terbaik yang aku mampu. Tapi tak bisa dipungkiri hidupku tak bisa melulu tentang kamu. Begitu juga sebaliknya. Meski aku selalu ingin bersamamu tapi aku ingin menjadi kekasih yang mandiri. Aku pun tahu kamu membutuhkan waktumu.

Persoalan-persoalan kecil semacam ini justru yang paling kerap membuat hati tak tenang.

Hari ini kamu kembali menyebutnya dengan sebutan yang kau sematkan sendiri, berulang kukatakan jangan lagi sebut itu di depanku. Aku mungkin tahu sebutan itu menggelitik di telingamu, sekali dua kali tak masalah bagiku, tapi kini terasa semakin membakar telinga. Aku tak ingin dan merasa tak perlu marah padamu, tapi aku mohon, berhentilah menyebutnya seperti itu.

Kerap kali aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dari aku. Sedikit contohnya:
A : 'mau ke wisma'
K : 'acara apa?'
A : 'rahasia'
.....
K : 'mau tanya sesuatu sama kamu'
A : 'apa?'
K : (ga jadi deh / nanti aja / *diam*)
.....

Sepele bukan? Remeh bukan? Tapi kamu terlalu kerap melakukannya. Lalu meninggalkan rasa tak nyaman dihati, seperti kamu masih punya banyak hal yang tak ingin kutahui atau tak ingin kau bagikan padaku. Aku merasa belum bisa menjadi teman bicara dan teman berbagi yang nyaman untukmu. Sedangkan aku, aku justru ingin membagikan semuanya denganmu. Hal sepele yang paling tidak penting hingga hal-hal besar yang tak bisa kusimpan sendiri.

Katakan padaku, sikap dan perbuatanku yang tak berkenan di hatimu agar aku dapat memperbaikinya dan kita bisa bersama, selalu dan selamanya. Maka aku mohon jangan berhenti mencintaiku.

Maaf, untuk selalu merasa cemburu.
Maaf, untuk selalu ingin tahu.
Karena aku mencintaimu.

Selasa, 21 April 2015

Kala

Aku ingin selalu menjadi bagian dari rencanamu
Dibalik setiap ucapanmu tentang masa depan kita selalu ada amin terucap dalam hatiku
Aku ingin bersabar mendampingi kamu
Belajar mengenal kamu lebih baik
Belajar memperlakukan kamu lebih baik
Aku ingin belajar menerima kamu dengan kurang dan lebihmu
Aku ingin kita terus bertahan apapun yang mungkin nanti akan kita hadapi
Aku ingin selalu menjadi alasan dibalik bahagiamu
Aku ingin selalu menjadi penenang dikala gundahmu
Aku ingin selalu menjadi penghibur dikala sedihmu
Aku ingin selalu menjadi sandaran dikala goyahmu

Selasa, 14 April 2015

Sebab

Bersabarlah,
Bertahanlah,
Sebab kamu satu-satunya orang yang ingin aku ajak bicara saat aku mengalami hari yang buruk
Sebab kamu satu-satunya orang yang ingin aku ajak bicara saat aku mengalami hari yang baik
Sebab kamu satu-satunya orang yang ingin aku andalkan
Sebab kamu satu-satunya orang yang aku inginkan untuk berbagi semua yang aku miliki
Sebab aku ingin mengenal kamu lebih baik dari siapapun
Sebab aku ingin kepadakulah kamu membagikan setiap kisahmu
Sebab aku ingin kepadakulah kamu memberikan hatimu sepenuhnya

Sebab
Aku mencintaimu.

Maaf, untuk hari ini. Aku hanya tak sanggup menahannya sendiri.

AP.

Minggu, 12 April 2015

My current view

'Aku mau tidur pules di pahanya adel ah!'

Sepuluh menit kemudian dia sudah bergulat dengan mimpinya, tertidur pulas.
Dan disinilah gue terduduk nyaris satu jam, menyibukkan diri bermain dengan media sosial sambil sesekali memperhatikan wajahnya. Ah, iri sekali. Aku juga ingin menyapa mimpi tapi kenyataanku begitu indah. Tak akan sanggup aku melewatkannya. Beruntung bisa memilikimu dan bersyukur dengan momen ini meskipun harus merelakan diri menahan rasa sakit di kaki karena kesemutan. Tak ternilai harganya.

Seperti inilah aku ingin mendampingimu, selalu dan selamanya.

Minggu, 05 April 2015

Dunia perlu tau

Bak wanita sosialita dengan koleksi tas terbarunya, aku ingin membiarkan mereka semua tahu
Aku ingin memamerkan kamu
Seolah ingin mereka semua tahu bahwa
Kamu, kepada siapa aku menjatuhkan pilihan
Kamu, kepada siapa aku ingin menghabiskan waktuku
Kamu, kepada siapa aku menyerahkan hatiku untuk dijaga
Kamu, kepada siapa aku ingin membangun mimpi-mimpiku

Namun bagaimana menjelaskan pada masa lalu
Tidakkah mereka akan marah atau setidaknya mempertanyakan
Sebab sesungguhnya aku tak memiliki jawaban

Ah, aku terlalu tergesa-gesa
Sebaiknya aku bersabar
Sebab seperti janji Tuhan, pasti akan indah pada waktunya