Memenuhi maumu atau memenuhi kebutuhan aku?
Memilih salah satu diantaranya adalah satu dari sekian hal sulit yang harus aku lakukan.
Sebab aku ingin selalu ada untukmu, menjadi yang terbaik yang aku mampu. Tapi tak bisa dipungkiri hidupku tak bisa melulu tentang kamu. Begitu juga sebaliknya. Meski aku selalu ingin bersamamu tapi aku ingin menjadi kekasih yang mandiri. Aku pun tahu kamu membutuhkan waktumu.
Persoalan-persoalan kecil semacam ini justru yang paling kerap membuat hati tak tenang.
Hari ini kamu kembali menyebutnya dengan sebutan yang kau sematkan sendiri, berulang kukatakan jangan lagi sebut itu di depanku. Aku mungkin tahu sebutan itu menggelitik di telingamu, sekali dua kali tak masalah bagiku, tapi kini terasa semakin membakar telinga. Aku tak ingin dan merasa tak perlu marah padamu, tapi aku mohon, berhentilah menyebutnya seperti itu.
Kerap kali aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dari aku. Sedikit contohnya:
A : 'mau ke wisma'
K : 'acara apa?'
A : 'rahasia'
.....
K : 'mau tanya sesuatu sama kamu'
A : 'apa?'
K : (ga jadi deh / nanti aja / *diam*)
.....
Sepele bukan? Remeh bukan? Tapi kamu terlalu kerap melakukannya. Lalu meninggalkan rasa tak nyaman dihati, seperti kamu masih punya banyak hal yang tak ingin kutahui atau tak ingin kau bagikan padaku. Aku merasa belum bisa menjadi teman bicara dan teman berbagi yang nyaman untukmu. Sedangkan aku, aku justru ingin membagikan semuanya denganmu. Hal sepele yang paling tidak penting hingga hal-hal besar yang tak bisa kusimpan sendiri.
Katakan padaku, sikap dan perbuatanku yang tak berkenan di hatimu agar aku dapat memperbaikinya dan kita bisa bersama, selalu dan selamanya. Maka aku mohon jangan berhenti mencintaiku.
Maaf, untuk selalu merasa cemburu.
Maaf, untuk selalu ingin tahu.
Karena aku mencintaimu.