Kedatanganmu yang pertama, mengejutkan aku.
Kedatanganmu yang kedua, mengejutkan aku.
Kedatanganmu yang ketiga, mengejutkan aku.
Tiga kali sudah kamu hadir dalam mimpiku dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan.
Pertama, kamu hadir menempuh perjalanan jauh dan rumit untuk menemuiku. Kamu tak datang sendiri, kamu membawa sahabatku. Kamu menunjukkan semua bukti bahwa sekian tahun ini kamu tak pernah melepaskan pandangan dariku. Kamu memperhatikan aku diam-diam. Kamu mencari tahu tentangku dari sahabat-sahabatku tanpa aku tahu. Lalu kamu memintaku kembali. Aku terkejut, bahagia luar biasa namun terselip keraguan. Aku tak percaya itu benar-benar terjadi, aku tak percaya kau memintaku kembali. Lalu terbersit ini di kepalaku "jika benar ia memintaku kembali, aku akan meminta orangtuaku menikahkan aku dengannya". Hahahaha. Terdengar konyol, tapi itu benar.
Kedua, kau hadir di depan kelasku, menyapaku ramah bak sahabat karib. Senyum lebarmu terus mengembang, dukunganmu tak pernah berhenti mengalir. Dengan halus kau memintaku kembali ke dalam kelas.
Ketiga, kau hadir semalam. Kita berbincang bak sahabat. Kita bicara banyak hal. Mataku tak pernah sanggup berpaling dari wajahmu dan senyummu tak pernah sanggup memudar. Tak lagi ada suasana kaku atau canggung diantara kita. Ah, indahnya kedamaian itu.
Oh ya, beberapa waktu lalu melihat foto-foto wisudamu di dinding media sosial milikmu. Maafkan aku karena aku tak sanggup berhenti tersenyum bangga melihatnya. Aku bangga aku mengenalmu, aku bangga sebab kau orang yang kukenal. (Aku tak akan menggunakan kata 'pernah' sebab aku ingin bisa mengenalmu seumur hidupku entah sebagai apapun itu). Aku bangga sebab aku tahu kau akan melakukannya dengan luar biasa. Jika aku memiliki kesempatan untuk menyaksikannya mungkin aku akan menangis bahagia. Dan mimpiku yang dulu kini akan segera terwujud. Agustus nanti, kamu dan senyum bangga ibumu. Selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar