Pada akhirnya, saya mengerti kenapa kamu tak lagi ingin menemui, atau bahkan berhubungan denganku.
Segalanya tentang kamu selalu meninggalkan desir yang lembut namun kuat, mampu mengoyak hati meski hanya sejenak.
Saat ini, saat dimana aku ingin benar-benar berhenti mencarimu, kau kerap muncul. Disela-sela pesan atau komentar. Meniupkan lagi rasa ingin tahu, melongok lagi gambarmu dan lalu... deg, jantungku berhenti sejenak.
Wajah itu, senyum itu... aku merindu.
Selalu, seperti itu.
Lagi, bertanya: apa yang kelak kan terjadi pada kita? Kita.
Mungkinkah cerita kita kan sama seperti cerita dalam novel yang baru saja selesai kubaca?
Ah, sudahlah. Bukankah sudah tak lagi ada kita?
Ya, itulah mengapa aku merindukan kita.
Kita.
Berdua.
Bukan aku, bukan kamu.
Kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar