Rabu, 14 Mei 2014

Perjalanan

Duduk disini, dibangku kereta ini, membawa aku kembali pada beberapa tahun silam.
Kau duduk di sampingku, aku merangkul tanganmu bahagia, sesekali mencuri waktu mendaratkan ciuman di pipimu.
Malam itu, kau berlari. Mengejar aku.
Aku tahu betul kau berjuang sekuat tenagamu untuk tak sekedar mengantarkan kepergianku tetapi menjadi teman perjalananku.
Aku menunggumu cemas, ragu dan takut. Takut kita tak sempat bertemu. Takut kecewa karena kau tak bisa menemaniku.
Tapi kamu, kamu luar biasa. Kamu berhasil melakukannya. Kamu hadir hanya 5 menit sebelum kereta berangkat.
Kamu berhasil mendapatkan tiket kereta yang sudah habis saat kutanyakan pada petugas loket satu jam sebelum kau datang.
Kau menemani aku, meski hanya satu hari. Meski tubuhmu lelah.
Seharian penuh kita mengelilingi jogja dengan bus transjogja yang melelahkan itu.
Kau memberi tempat duduk bagiku dan rela berdiri selama satu jam menanti datangnya bus.
Kita berjalan cukup jauh karena aku tak punya kendaraan saat itu.
Kau lelah, tapi kau tak ingin aku tahu, meskipun aku tahu betul raut wajah itu.
Lihat aku, aku yang terlalu manja. Aku yang lebih memilih mengalah pada lelah daripada mengantarkanmu ke stasiun.
Aku yang tak sanggup mengusahakan satu harimu di jogja menjadi berkesan dan menarik.
Aku tak bisa membawamu ketempat-tempat indah yang ada di jogja.
Aku tak bisa mengajakmu ketempat-tempat yang aku ingin kita datangi bersama.
Aku tak pernah berhasil benar-benar memperjuangkan sesuatu untukmu. Begitu juga dihadapan orang tuaku.

Lalu, semua itu membuatku membenarkan keputusanmu untuk berpisah dariku.

Maafkan aku.

13.

Senin, 12 Mei 2014

Apa Kabar Sayang - Armada Band

Seharian aku tak tenangSeperti orang kebingunganPikiranku tak karuanKhawatirkan kamu di sana
Tak tahu apa geranganMungkinkah di sana kau rasa bahagiaAtau malah sebaliknya
Telah lama kita tidak bertemuTak pernah ku dengar berita tentangmuApa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang
Seharian aku tak tenangKhawatirkan kamu di sana
Tak tahu apa geranganMungkinkah di sana kau rasa bahagiaAtau malah sebaliknya
Telah lama kita tidak bertemuTak pernah ku dengar berita tentangmuApa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang
Aku kan terus mendoakanmuWalau tak ku dengar berita tentangmuApa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang di sana
Mungkinkah di sana kau rasa bahagiaAtau malah sebaliknya
Telah lama kita tidak bertemuTak pernah ku dengar berita tentangmuApa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang
Aku kan terus mendoakanmuWalau tak ku dengar berita tentangmuApa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang di sana
Apa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang
Aku kan terus mendoakanmuWalau tak ku dengar berita tentangmuApa kabar kamu sayang, apa kabar kamu sayang di sanaApa kabar kamu sayang di sana
---
Nah, kalo lagu ini, gue denger tadi pagi di acara yang superduperdasyat dan keroyokan itu. Ya, intinya sih kurang lebih lagu ini menggambarkan perasaan gue saat ini. Semoga baik selalu ya, semangat skripsinya, semangat pelayanannya. Semoga kabar baik itu akan sampai juga ditelinga gue mesti bukan dari orangnya langsung. Semoga juga gue bisa hadir nanti. Kira-kira lo mau dateng ga wisuda gue? ehehe.
13.

Setelah Kau Tiada - Cakra Khan

Tak sempat ku mengerti
Kau tunjukan arah saat ku tersesat
Beri cahaya saat ku sendiri dalam gelap
Namun waktu tak pernah rela menunggu
Hingga akhirnya kau pun pergi

Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada

Baru ku teringat kau hembuskan angin
Saat ku bernafas siramkan air saat aku dalam kekeringan
Namun tak pernah aku hiraukan semuanya
Hingga kini pun kau tiada

Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada

Biarkan ku hidup dalam penyesalan ini
Sampai nanti kau akan kembali

Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada

Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada

Yang tak kan mungkin pernah ada

---

Lagu ini gue denger beberapa hari lalu dari radio. Waktu itu gue nyetir mobil sendirian dan terjebak macet. Buat gue semua biasa aja, (siapa sih yang ga terbiasa dengan jalanan Jakarta yang super macet?) sampe akhirnya sayup-sayup lagu ini terdengar dengan syahdunya. Oh, man! Kesalahan banget. Tapi ga lama kemudian gue ikut berdendang sih meskipun gue ga bisa nyanyi, sendirian ini ga ada yang bakal protes atau sakit kuping. Lalu situasi berubah jadi galau..

Jalanan ini adalah jalan yang biasa kita lalui. Kamu didepan berkendara, aku menumpang dibelakang, melingkarkan tangan dipinggangmu, menyandarkan tubuh di punggungmu, bergelayut manja.

Sekarang, aku hanya dapat melihat punggungmu dari jauh. Itupun hanya akan terjadi jika aku cukup beruntung dapat berada pada jarak yang berdekatan denganmu.

Kenangan tentangku telah pergi seiring bergantinya revo menjadi vixion. hehe :)

Selamat beraktivitas!

13.

Minggu, 04 Mei 2014

Sudut kota ini

Banyak yang hadir memberi perhatian
Tak sedikit mencoba mendapatkan perhatian
Namun saat ini, bukan itu yang kuinginkan.
Namun bukan perhatian mereka yang kuinginkan.
Mungkin juga bukan perhatianmu.

Hampir setiap sudut ruang kota ini mengingatkan aku padamu.
Sesuatu yang juga tak kuharapkan namun tak sanggup kutolak hadirnya.
Seolah aku rindu menatap wajahmu.
Seolah aku hanya ingin melihat senyummu.

Detik-detik singkat yang membawa desir
Desir rindu, desir nyeri.
Satu sisi aku membencinya, di sisi lain aku menikmatinya.
Sesuatu yang tak sanggup kupisahkan.
Perjalanan mengantar dan menjemput adik, gereja hkbp kodam, urbie, pizza hut, burger n grill, halte transjakarta senen, UI salemba, monas, jalan menuju rumahmu, rumahmu, rumahku, kamarku..
Bahkan di sini, di kolam renang ini.
Semua tempat-tempat yang pernah kita lalui. Tempat-tempat berkesan yg pernah kita kunjungi.
Semua mengingatkan aku padamu, Jo.

Lalu pertanyaan-pertanyaan ini muncul:
Sampai kapan semua ini akan berlangsung?
Kapan aku sanggup membuka hati untuk yang lain?
Apakah kamu merasakan apa yang kurasakan?
Apa yang harus kuperbuat?

Ah.. akan kah waktu sanggup menjawab?