Tak sempat ku mengerti
Kau tunjukan arah saat ku tersesat
Beri cahaya saat ku sendiri dalam gelap
Namun waktu tak pernah rela menunggu
Hingga akhirnya kau pun pergi
Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada
Baru ku teringat kau hembuskan angin
Saat ku bernafas siramkan air saat aku dalam kekeringan
Namun tak pernah aku hiraukan semuanya
Hingga kini pun kau tiada
Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada
Biarkan ku hidup dalam penyesalan ini
Sampai nanti kau akan kembali
Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada
Terlambat ku sadari kau teramat berarti
Terlambat tuk kembali dan tuk menanti
Kesempatan kedua yang tak kan mungkin pernah ada
Yang tak kan mungkin pernah ada
---
Lagu ini gue denger beberapa hari lalu dari radio. Waktu itu gue nyetir mobil sendirian dan terjebak macet. Buat gue semua biasa aja, (siapa sih yang ga terbiasa dengan jalanan Jakarta yang super macet?) sampe akhirnya sayup-sayup lagu ini terdengar dengan syahdunya. Oh, man! Kesalahan banget. Tapi ga lama kemudian gue ikut berdendang sih meskipun gue ga bisa nyanyi, sendirian ini ga ada yang bakal protes atau sakit kuping. Lalu situasi berubah jadi galau..
Jalanan ini adalah jalan yang biasa kita lalui. Kamu didepan berkendara, aku menumpang dibelakang, melingkarkan tangan dipinggangmu, menyandarkan tubuh di punggungmu, bergelayut manja.
Sekarang, aku hanya dapat melihat punggungmu dari jauh. Itupun hanya akan terjadi jika aku cukup beruntung dapat berada pada jarak yang berdekatan denganmu.
Kenangan tentangku telah pergi seiring bergantinya revo menjadi vixion. hehe :)
Selamat beraktivitas!
13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar